PEMETAAN WILAYAH LAHAN KERING MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH

Arthur Gani Koto

Abstract


Dry land occupies the largest area (90%) and has a strategic position in agricultural development activities in Indonesia. The biggest potential of natural resources in the agricultural sector in the district was reached 40.26%. One of the data provider of effective and efficient in terms of development activities and development of the region is remote sensing data. The purpose of this study is to map the area of dry land with the help of remote sensing data. Landsat imagery 8 extracted to obtain land cover information which is then further processed to produce a land use classification is based on the knowledge based classification. Analyzed land use to obtain the map of dry land. The results showed that the District of Wonosari has an area of dry land scattered in all districts and has an area of 185. 733 km2. Dry land area consists of mixed farms (162.811,8 km2) and bare land (22.921,2 km2).

Tanah kering menempati area terbesar (90%) dan memiliki posisi strategis dalam kegiatan pembangunan pertanian di Indonesia. Potensi sumber daya alam terbesar di sektor pertanian di kabupaten ini mencapai 40,26%. Salah satu penyedia data yang efektif dan efisien dalam hal kegiatan pengembangan dan pengembangan kawasan adalah data penginderaan jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan daerah lahan kering dengan bantuan data penginderaan jarak jauh. Citra landsat 8 diekstraksi untuk mendapatkan informasi tutupan lahan yang kemudian diproses lebih lanjut untuk menghasilkan klasifikasi penggunaan lahan berdasarkan klasifikasi berbasis pengetahuan. Menganalisis penggunaan lahan untuk mendapatkan peta lahan kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Wonosari memiliki lahan kering yang tersebar di semua kecamatan dan memiliki luas wilayah 185. 733 km2. Luas lahan kering terdiri dari lahan pertanian campuran (162,811,8 km2) dan lahan kosong (22.921,2 km2).

Keywords


dry land, remote sensing, mapping, landsat 8, lahan kering, penginderaan jarak jauh, pemetaan, landsat 8

References


BPS Kabupaten Boalemo. 2011. Kabupaten Boalemo Dalam Angka

Danoedoro, Projo. 2008. Physical Planning and the Need for Versatile Land-Use Information : A Geoinformation Technology Perspective on the Classification System

Danoedoro, Projo. 2010. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Penerbit Andi. Yogyakarta

Kerami, D., dan H. Murfi. 2004. Kajian Kemampuan Generalisasi Support Vector Machine Dalam Pengenalan Jenis Splice Sites Pada Barisan DNA. Makara Sains, Vol. 8, 89-95

Koto, Arthur Gani. 2012. Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh dan SIG untuk Evaluasi Lahan Kering di Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan. Tesis. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Mather, P. M., and M. Koch. 2011. Computer Processing of Remotely-Sensed Images. John Wiley & Sons, Ltd., UK

Minardi. 2009. Optimalisasi Pengelolaan Lahan Kering Untuk Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Tanah pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Notohadiprawiro, T. 1989. Pertanian Lahan Kering Di Indonesia : Potensi, Prospek, Kendala dan Pengembangannya. Lokakarya Evaluasi Pelaksanaan Proyek Pengembangan Palawija. Bogor

Rukmana, Rahmat. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Kanisius. Jakarta

Wikantika, K., dan A. Agus. 2006. Analisis Perubahan Luas Pertanian Lahan Kering Menggunakan Transformasi Tasseled Cap (Studi Kasus : Kawasan Puncak-Jawa Barat). Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan, Vol. II No.1


DOI: http://dx.doi.org/10.31314/akademika.v6i2.48

Article metrics

Abstract views : 2055 | views : 1391

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Akademika : Jurnal Ilmiah Media Publikasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi



View My Stats © All rights reserved 2018, Akademika