PENGARUH EMPOWERMENT TERHADAP SELF CONCEPT PASIEN DENGAN HIV/AIDS

Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti, Lailya Khusna, Didik Iman Margatot

Abstract


Pendahuluan: Human immuno-defisiensi virus (HIV) adalah virus yang melemahkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan segala penyakit yang menyerang tubuh yang menyebabkan beberapa penyakit menyerang tubuh (AIDS). Perubahan-perubahan bentuk tubuh akibat HIV/AIDS dan pengobatannya dapat menyebabkan gangguan konsep dirinya yaitu fisik, sosial dan psikologi. Gangguan konsep diri seperti penurunan berat badan berlebihan, perubahan penampilan, penurunan berat badan, gangguan kulit, dan mudah lesu, stigmasisasi, diskriminasi, isolasi sosial,  stres, keyakinan diri rendah, mengalami kecemasan dan depresi. Empowerment memiliki aspek penting karena berhubungan dengan hal yang paling dibutuhkan klien untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi khususnya masalah kesehatan, dan respons terhadap informasi (responding to information) merupakan tanggapan pasien terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari sumber daya yang ada. Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review. Sumber kepustakaan berasal dari buku, jurnal dan artikel dengan kata kunci “empowerment”, “self concept“ dan “HIV/AIDS”. Hasil: Proses empowerment dapat meningkatkan self concept pasien terhadap HIV/AIDS  dengan melalui pengetahuan, dan sikap respon terhadap informasi, karena pasien memilik hak untuk menerima layanan yang sesuai, menerima informasi yang sesuai dan memadai, pasien juga dapat memilih secara bebas dan memutuskan layanan kesehatan, serta memiliki hak untuk mengakses sistem pengaduan yang efektif. Kesimpulan: Empowerment dapat mempengaruhi self concept melalui pengetahuan, dan sikap respon terhadap informasi

Keywords


Empowerment, Self Concept, HIV

Full Text:

PDF

References


Green C. HIV & TB. Yayasan Spiritia; 2007.

Kementrian Kesehatan RI. Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. 2017;37.

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman nasional tatalaksana klinis infeksi HIV & AIDS dan terapi antiretroviral pada orang dewasa. 2011;

Yayasan Spiritia. Resistensi terhadap obat. 2014.

Carr A, Cooper DA. Adverse effects of antiretroviral therapy. Lancet. 2000;356(9239):1423–30.

Nozaki I, Kuriyama M, Manyepa P, Zyambo MK, Kakimoto K, Bärnighausen T. False beliefs about ART effectiveness, side effects and the consequences of non-retention and non-adherence among art patients in Livingstone, Zambia. AIDS Behav. 2013;17(1):122–6.

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2011. 21–70 p.

Mukonzo J, Aklillu E, Marconi V, Schinazi RF. Potential drug–drug interactions between antiretroviral therapy and treatment regimens for multi-drug resistant tuberculosis: Implications for HIV care of MDR-TB co-infected individuals. Int J Infect Dis. 2019;83:98–101.

Reust CE. Common adverse effects of antiretroviral therapy for HIV disease. Am Fam Physician. 2011;83(12):1443–51.

Phillips KD. Conceptual development of an instrument to measure the internalized stigma of aids based on the roy adaptation model. Nurs Sci Q. 2011;24(4):306–10.

Pardita DPY, Sudibia IK. Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Psikologis Penderita Hiv Aids Di Kota Denpasar. Bul Stud Ekon. 2016;19(2):193–9.

Wahyu S, Taufik T, Ilyas A. Konsep Diri dan Masalah yang Dialami Orang Terinfeksi HIV/Aids. Konselor. 2012;1(2):1–12.

Lestari D, Hargono R, Subarniati R. Pengembangan Program Pemberdayaan Peningkatan Kemandirian Ibu Rumah Tangga Pengidap HIV (Studi Kasus pada Komunitas Women Empowerment (WE) Surabaya) Developing Empowerment Program to Enhancing Independency of Housewives with HIV (Case Study on Women Empow. Bul Penelit Sist Kesehat. 2013;16(3 Jul).

Elwyn G, Frosch D, Thomson R, Joseph-Williams N, Lloyd A, Kinnersley P, et al. Shared decision making: A model for clinical practice. J Gen Intern Med. 2012;27(10):1361–7.

Leyva-Moral JM, Palmieri PA, Feijoo-Cid M, Cesario SK, Membrillo-Pillpe NJ, Piscoya-Angeles PN, et al. Reproductive decision-making in women living with human immunodeficiency virus: A systematic review. Int J Nurs Stud. 2018;77:207–21.

Sauerbeck BLR. Prevention. 2006;106(11).

Setyoadi. Pengalaman ODHA Mendapatkan Dukungan Sosial dalam Menjalani Kehidupan Sehari-hari di Malang Raya. J Ners. 2013;8(2):240–52.

Rivera-Goba M V., Dominguez DC, Stoll P, Grady C, Ramos C, Mican JAM. Exploring Decision-Making of HIV-Infected Hispanics and African Americans Participating in Clinical Trials. J Assoc Nurses AIDS Care [Internet]. 2011;22(4):295–306. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.jana.2010.10.007

Dale SK, Safren SA. Striving Towards Empowerment and Medication Adherence (STEP-AD): A Tailored Cognitive Behavioral Treatment Approach for Black Women Living With HIV. Cogn Behav Pract. 2018;25(3):361–76.

Sarikusuma H, Hasanah N, Herani I. Konsep diri orang dengan HIV dan AIDS ( ODHA ) yang menerima label negatif dan diskriminasi dari lingkungan sosial Self-concept of people with HIV and AIDS ( ODHA ) who experience negatif dan diskriminasi dari lingkungan sosial. Psikologi [Internet]. 2017;7(1):29–40. Available from: www.researchgate.net.pdf


DOI: http://dx.doi.org/10.31314/zijk.v12i1.2919

Article metrics

Abstract views : 70 | views : 40

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Zaitun (Jurnal Ilmu Kesehatan)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
 Publisher:

Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo  Jl. Prof Mansoer Pateda Ds Pentadio Timur Kec. Telaga Biru Kab. Gorontalo