Analisis Daerah Resapan Air dan Kesesuaiannya dengan Arahan Pola Ruang melalui Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kota Gorontalo

Abstract

Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai sebaran dan kondisi daerah resapan air di Kota Gorontalo dengan menggunakan metode penilaian kekritisan daerah resapan air sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2022 tentang Penyusunan RURHL-DAS dan RTRHL. Peta resapan alami, yang memberikan rincian tentang kondisi resapan air, ditumpangsusunkan dengan peta kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, dan penggunaan lahan. Peta kondisi resapan air ditumpangsusunkan dengan peta arahan pola ruang. Hasil tumpang susun kondisi daerah resapan air menunjukkan bahwa daerah resapan air dalam kondisi kritis seluas 2910,67 ha (atau 41%); kondisi agak kritis seluas 1384,24 ha (atau 19,61%); kondisi mulai kritis seluas 873,39 ha (atau 12,37%); kondisi alami normal seluas 683,04 ha (atau 9,68%); dan kondisi baik seluas 1206,49 ha (atau 17%). Terdapat 15 kondisi yang sebagian besar merupakan kondisi kritis ringan, dengan luas daerah tangkapan air yang kecil yaitu 2.800,6 ha atau 39,60% dari total luas wilayah, berdasarkan hasil analisis tumpang susun (overlay) antara peta kondisi daerah tangkapan air dengan peta daerah tangkapan air aktual sesuai dengan pola ruang. Mengingat bahwa daerah resapan air dalam kondisi kritis seharusnya memiliki arahan pola spasial berupa pola spasial dengan infiltrasi riil yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara kondisi daerah resapan air dengan arahan pola spasial.